UNKHAIR-Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), Universitas Khairun (Unkhair), Ternate melakukan penandatanganan nota kesepahaman Memorandum of Anderstanding (MoU), bersama Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara (Malut).
Selain MoU, dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum Of Agreement (MoA) antara Fakultas Kedokteran dengan Dinkes Malut, berlangsung di Lantai 3 Ruang Senat, Kampus II Gambesi, Kecamatan Ternate Selatan, Selasa, (19/03/2024).
Nota kesepahaman bersama bernomor 400.7.1/125-05/2024 dan nomor 340/UN44/KS.01/2024, yang di tandatangani langsung Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum, Rektor Unkhair, dan Dekan Fakultas Kedokteran (FK), dr. Liasari Armayn, M.Kes, disaksikan oleh Wakil Rektor I, membidangi Akademik, Dr. Hasan Hamid, M.Si, Wakil Rektor II, Bidang Umum, Kepegawaian, dan Keuangan, Dr. Abdullah W. Jabid, SE., MM, dan para Dekan, serta Ketua Lembaga di lingkup Unkhair.
Rektor Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum, menyampaikan MoU tak sekedar membicarakan seseorang menjadi sehat, implementasinya bagaimana memanusiakan manusia, yakni pendidikan dan kesehatan.
“Menyangkut memajukan sumber daya manusia, dan layanan kesehatan membaik, maka Fakultas Kedokteran perlu melakukan koordinasi dengan Dinkes di Malut,”ujarnya.
Tugas Dinkes cukup berat, belum ada rumah sakit sepih, bukan membanggakan orang sakit, justeru menginginkan makin sedikit orang sakit, dan makin sehat. Melalui kerjasama ini lebih mnguatkan bidang kesehatan dan stunting.
“Berbicara stanting, hubungannya soal pola makan, pelayanan kepada ibu hamil (Bumil), termasuk sebelum menikah perlu di tangani demi mengatasi kasus stunting terjadi, ini dilakukan melalui kolaborasi bersama,”lanjut Rektor.
Menurutnya, sejak awal pihaknya mendorong Dinkes dengan Unkhair, agar secara bersama-sama melakukan riset/penelitian yang komprehensif, terkait penanganan kasus stanting di Maluku Utara.
“Sama-sama melakukan kajian komprehensif, bagaimana kasus stunting masih terjadi, dan ini menjadi dokumen penting, untuk kebijakan-kebijakan daerah,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Rektor menjelaskan aspek kajian akademis ini bisa di tawarkan dalam bentuk program dengan instansi kesehatan, termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Rektor, mengaku Unkhair memiliki data base, menyangkut beberapa daerah, Kabupaten/Kota di Malut, sehingga perlu adanya kolaborasi untuk kegiatan dan penganggaran.
“Sumber daya manusia dan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, kini dan jangka panjang demi masa depan lebih baik tuk daerah ini,”katanya.
Kesemapat itu, Rektor juga berkeinginan RSCHB Ternate, secepatnya di serahkan ke Unkhair, dan akan dijadikan rumah sakit pendidikan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara dr. Idhar Sidi Umar, M.Kes, mengatakan Unkhair, tempat di mana berkumpulnya orang-orang intelktual, pemerintah sebagai pelaksanaan medis pelayanan memerlukan suatu kolaborasi, untuk menjalankan fungsi-fungsi dengan baik.
Sebab, Dinkes memerlukan data-data yang lebih komprehensif, dan Fakultas Kedokteran bagian dari fakultas yang memiliki banyak kemampuan untuk melakukan penelitian bersama.
Menurutnya kerjasama ini bukan kali pertama, sebelumnya sudah ada kegiatan-kegiatan dari Kemenkes yang berhubungan dengan pendidikan, dan saat itu pihaknya di minta aktif dalam pelaksanaan kegiatan.
Beberapa kegiatan dari Kemenkes mengalami terkendala, sehingga berinisiatif melakukan suatu kerjasama dengan Unkhair. Melalui MoA ini Fakultas Kedokteran, ke depan masalah kesehatan di masyarakat tertangani.
Baginya, kolaborasi dapat memajukan semua kepentingan, baik kepentingan Unkhair, maupun pemerintah (Dinkes). Semua itu dilakukan untuk memanusiakan manusia di bidang pendidikan, dan kesehatan merupakan faktor utama.
Kedua relasi tidak berjalan baik, maka takkan bisa mensejahterakan, sehingga salah satu indikator penilaian suatu negara, maju atau tidak bergantung kepada dua faktor tersebut, selain faktor ekonomi.
Kadinkes, yang juga Dokter, itu menegaskan membangun penelitian secara komprehensif, memudahkan data di lapangan, dan secara implikasi Fakultas Kedokteran memiliki itu, dan implementasi lebih terarah oleh Dinkes Malut.
Selain itu, Dokter juga menyinggung beasiswa kedokteran, sejak 2002 telah digulirkan, hanya saja terkendala regulasi harus dokter spesialis, dan dokter umum, sehingga adanya aturan baru ini, akan di upayakan untuk membiayai mahasiswa kedokteran.
dr. Idhar Sidi Umar, M.Kes, juga pernah menjabat Direktur RSUD dr. Chasan Boesoerie (RSCHB), Ternate, itu mengaku sebelumnya mendorong RSCHB menjadi rumah sakit pendidikan Unkhair, saat kunjungan dari Prof Taufik Boesoerie, anak dr. Chasan Boesoerie dari Universitas Islam Bandung (Unisba). Sementara Pemerintah berencana membangun RSUD sendiri di Sofifi, Ibukota Provinsi Maluku Utara.
“Berharap RSCHB, secepatnya bisa di serahkan ke Unkhair, hanya perlu bertahap, dan untuk tenaga kesehatan Unkhair menyediakan sendiri, sebab Nakes yang ada merupakan aset daerah,” ucapnya.***(Tim Humas), Liputan Chesa, Foto Fadly dan Fai
Sumber : Kehumasan Unkhair